Breaking News :

Keracunan Hipnotika-Sedativa dan Analgetika

PROSEDUR PENATALAKSANAAN KERACUNAN BAHAN HIPNOTIKA-SEDATIVA DAN ANALGETIKA

BATASAN
1. Sifat-sifat
Banyak obat-obat yang menimbulkan sedasi dan hipnosis dengan cara menekan susunan saraf pusat ( SSP ). Overdosis obat-obat ini menimbulkan koma dengan kegagalan pernapasan. Dosis fatal sebagian besar obat depresan nonbarbiturat berkisar antara 100 – 500 mg/kg BB ( kecuali chloral hydrat ). Untuk chloral hydrat dosis fatal sekitar 30 mg/kg BB, sedang barbiturat berkisar 1 – 2 gram.
2. Macam-macam
  • Golongan barbiturat : fenobarbital ( Luminal ), amobarbital ( Amytal ), pentotal ( Nembutal ), tiopental ( Pentotal ).
  • Nonbarbiturat : meprobamat, methaqualon, gluthetimide ( Doriden ).
  • Antiepilepsi : phenitoin ( Dilantin ), carbamazepin ( Tegretol ).
  • Antihistamin : antazoline, diphenhydramine ( Benadryl ), dll.
  • Phenothiazine dan derivat-derivatnya : chlorpromazine ( Largacti ), chlordiazepoxide ( Librium ), diazepam ( Valium, Stezolid ), lorazepam (Ativan), haloperidol ( Haldol ),dll.
  • Bromidum : NaBr, KBr, NH4Br.
  • Analgetika : asam salisilat ( Aspirin ), acetaminophen ( Paracetamol ), metampiron ( Antalgin, Novalgin ).
  • Analgetika narkotika : morphine, codeine, heroin, meperidine ( Pethidine ), opium ( Papaver somniferum ), loperamide ( Imodium ), dll.
PATOGENESA
Obat-obat golongan sedativa-hipnotika dan analgetika ini menyebabkan depresi progresif dari susunan saraf pusat ( SSP ), menurun dari korteks ke arah medulla. Pusat respirasi akan ditekan, dan pergerakan napas akan mengurang, menimbulkan anoksia jaringan.
DIAGNOSA
Gambaran klinis
Keluhan pertama adalah rasa ngantuk, bingung dan menurunnya keseimbangan. Dengan cepat kemudian diikuti dengan koma, dan pernapasan yang pelan dan dangkal.Selanjutnya otot-otot melemah atau “flaccid”, hipotensi, sianosis, hipotermi atau hipertermi, dan refleks-refleks menghilang.
Lama koma sangat bervariasi, tergantung dosis dan jenis obat, dapat 1 – 7 hari.
Kematian biasanya akibat komplikasi pneumoni aspirasi, edema paru atau hipotensi yang refrakter.
Pemeriksaan laboratorik
Pada koma yang lama dapat timbul hipokalemia. PCO2 darah dapat meningkat. Khusus barbiturat, tinggi kadar dalam darah berhubungan erat dengan lama koma serta jenis dan dosis barbiturat yang dipakai. Untuk fenobarbital dan barbital, kadar 5 – 8 mg/100 ml dalam darah, menunjukkan keracunan yang berat.
PENGOBATAN
1. Resusitasi
Pertahankan jalan napas yang baik, bila perlu dengan “oropharyngeal airway” atau intubasi endotrakheal. Hisap lendir dalam saluran napas. Bila timbul depresi pernapasan, berikan O2 lewat kateter hidung ( 4 – 6 liter/menit ) atau masker oksigen ( 2 – 4 liter/menit ). Bila perlu gunakan respirator.
2. Eliminasi
Eliminasi sangat tergantung pada tingkat kesadaran penderita, jenis dan dosis obat yang dipakai.
Pada penderita sadar : cukup emesis, pemberian norit dan laksans MgSO4. Kalau pasti dosis rendah, langsung dipulangkan. Bila ragu-ragu observasi selama beberapa jam.
Koma derajat ringan – sedang : kumbah lambung dengan pipa nasogastrik tanpa endotrakheal, diikuti dengan diuresis paksa selama 12 jam bila ragu-ragu tentang penyebab keracunan.
Caranya : mulai dengan 1 ampul kalsium glukonas intravena, selanjutnya infus Dekstrosa 5 – 10% ditambah 10 ml KCl 15% ( = 1,50 mg KCl ) untuk setiap 500 ml Dekstrose, kecepatan 3 liter dalam 12 jam; setiap 6 jam diberi 40 mg furosemide intravena. Diuresis paksa dapat diulang setiap 12 jam bila perlu, sampai penderita sadar. Untuk keracunan salisilat dan fenobarbital dapat ditambahkan 10 mEq Na-bikarbonat untuk setiap 500 ml Dekstrosa ( diuresis paksa alkali ).
Koma derajat berat : KL dengan pipa endotrakheal berbalon, untuk mencegah aspirasi ke dalam paru. Selanjutnya diuresis paksa netral/alkali, atau dialisis ( peritoneal / hemodialisis ) sampai penderita sadar.
3. Antidotum

Tidak ada antidotum yang spesifik. Obat-obat analeptik semuanya merupakan kontraindikasi. Selain tidak efektif, obat-obat ini dapat menimbulkan bermacam-macam komplikasi ( aritmia jantung, konvulsi, gangguan faal ginjal, dll )
PROGNOSA
Tergantung keadaan klinis dan derajat gangguan kesadaran penderita.
  • Ringan   : mudah dibangunkan, tidak perlu pengobatan khusus.
  • Sedang  : sulit dibangunkan, pernapasan normal dan teratur, tidak ada sianosis maupun edema paru, tekanan darah normal. Dapat pulih asal dalam 24 – 48 jam dengan perawatan yang baik dan pemberian cairan yang adekwat.
  • Berat   : Koma dengan pernapasan yang pelan, dangkal, tidak teratur, sianosis, semua refleks menghilang, hipotensi, hipotermi, pupil midriasis, dan tidak ada reaksi terhadap rangsangan nyeri.
Dalam keadaan demikian, angka kematian masih tetap di bawah 5%.
Penderita dapat pulih asal dalam 3 – 5 hari
Share this article :
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Seperkes Bangkalan - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger